Blog  

Sijunjung Punya Warisan Budaya Dunia Yang Diakui UNESCO

Sijunjung – mediansionaljurnalis.com Tak banyak orang yang tahu, bahwa ternyata Kabupaten Sijunjung juga memiliki situs warisan budaya dunia yang telah diakui UNESCO (United Nations Educational Scientific and Cultural Organization).

Pada tahun 2019, UNESCO menetapkan Ombilin Coal Mining Heritage of Sawahlunto (OMCHS) atau dikenal dengan Warisan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto (WTBOS) sebagai warisan budaya dunia.

Penetapan itu sekaligus menambah koleksi Indonesia, sehingga memiliki sembilan warisan budaya dunia.

Ke-sembilan warisan budaya dunia tersebut adalah, Candi Borobudur (1991), Candi Prambanan (1991), Taman Nasional Komodo (1991), Taman Nasional Ujungkulon (1991), Manusia Purba Sangiran (1996), Taman Nasional Lorentz (1999), Hutan Hujan Tropis Sumatera (2004) serta WTBOS.

Berbicara mengenai WTBOS, produksinya berada di Kota Sawahlunto atau lebih dikenal sebagai “Kota Arang” dan transportasinya menuju negara kolonial Belanda meliputi 8 kabupaten/kota se-Sumatera Barat.

Kabupaten Sijunjung adalah salahsatu daerah yang dilewati jalur kereta api dan awalnya menjadi pilihan utama untuk membawa “mutiara hitam” batubara dari Sawahlunto menuju “Negeri Kincir Angin” melewati Batang Kuantan.

Lebih menariknya lagi, penemu batubara tertua di Asia Tenggara yaitu Ing. W. H. de Greve (1840-1872) dimakamkan di Nagari Durian Gadang, Kecamatan Sijunjung dan makamnya telah dijadikan situs cagar budaya.

“Proses panjang telah kita lewati dalam meraih WTBOS, Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan Kemendikbud, Ristek dan Dikti hanya membuka jalan, selanjutnya tugas dan tanggungjawab bersamalah dalam melestarikannya,” demikian disampaikan Binsar Manullang pada Sabtu, 27 Juli 2024 di Muaro Sijunjung.

Kehadiran Binsar Manullang di Kabupaten Sijunjung adalah dalam rangkaian kegiatan “Galanggang Arang 5, Anak Nagari Merawat Warisan Dunia,” yang berkolaborasi dengan berbagai instansi/kementerian/lembaga/BUMN dan Pemda di 8 kabupaten/kota.

Dalam acara Musyawarah Budaya Sijunjung: “Membaca Ekosistem Kebudayaan Sijunjung Kini untuk Menyusun Rencana Pemajuan Kebudayaan Sijunjung Dimasa Depan” hari ini, terungkap berbagai hal menarik yang melahirkan sejumlah poin penting.

“Kekayaan budaya Sijunjung sangat banyak dan tidak terdapat didaerah lain, diantaranya Baombai dan Talempong Kayu,” ujar Dr. Dede Pramayoza, S.Sn, MA selaku moderator.

Pada musyawarah yang diikuti seniman, budayawan, sastrawan, wartawan, pemuda serta pegiat literasi tersebut yaitu Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Puji Basuki, SP, MMA bersama Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Afrineldi, SH.

Jupri AK. | AG

Penulis: AGEditor: Jupri Ak

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *