Nasionaljurnaliscom Banda Aceh Himpunan Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan (HMP IP) UIN Ar-Raniry menyelenggarakan Tausiah Ba’da Magrib yang bertajuk “Memaknai Haji dan Qurban di Era Modern” di Masjid Fathun Qarib, Jumat (23/05/2025) malam.
Acara tersebut berlangsung pukul 19.00-20.30 WIB dengan menghadirkan Ust. Masrul Aidi, Lc., M.A sebagai penceramah.
Kegiatan ini dihadiri oleh jamaah shalat Magrib dan Isya Masjid Fathun Qarib, serta sejumlah tokoh penting termasuk Bapak Nazaruddin ,S.Ag.,SS.,M.LIS., Ph.D sebagai Wakil dekan I Fakultas Adab dan Humaniora, dan Bapak Drs. Saifuddin A. Rasyid, M.LIS sebagai perwakilan Badan Kemakmuran Masjid.
Herir Elfan, Ketua Divisi Agama HMP IP, dalam sambutannya menyatakan bahwa “Kegiatan ini merupakan upaya untuk memperkuat pemahaman keagamaan, khususnya mengenai makna hakiki dari ibadah haji dan qurban di zaman modern”.
Ust. Masrul Aidi memaparkan keistimewaan bulan Zulhijjah yang mencakup hari tarwiyah, hari Arafah, dan hari nahar.
Beliau menjelaskan, “Dalam bahasa arab, “Nahar” berarti menyembelih, yakni pemotongan pada leher hewan. Tradisi qurban ini telah ada sejak Nabi Adam, sebagaimana tercantum dalam surah Al-Maidah tentang kisah Qabil dan Habil.”
“Pada Awalnya, qurban tidak disembelih, melainkan diletakkan di suatu tempat hingga hilang.
Kemudian, pada masa Nabi Ibrahim, Allah memerintahkan penyembelihan Nabi Ismail sebagai ujian, lalu menebusnya dengan hewan qurban yang agung, yaitu kambing yang sama pernah diqurbankan oleh Nabi Adam untuk Habil dan Nabi Ibrahim untuk Nabi Ismail”, lanjut Ust Masrul Aidi.
Ust. Masrul Aidi, Lc., M.A juga menekankan bahwa “qurban ini menjadi simbol perubahan dari tradisi kuno yang mengorbankan manusia menjadi penyembelihan hewan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Namun, sejak diturunkannya syariat Islam, Allah mengangkat derajat manusia dan hewan ternak dengan melarang pengorbanan manusia, serta memuliakan hewan dengan tata cara penyembelihan yang baik dan benar.”
“ Sebelum turunnya syariat Islam, hewan sering disiksa dengan cara dipotong bagian tubuhnya tanpa disembelih terlebih dahulu. Islam mengajarkan berbuat ihsan (berbuat baik) dalam segala hal, termasuk saat menyembelih hewan.”, ujar Ust. Masrul Aidi.
Selain itu, mengenai makna haji, Ust. Masrul Aidi, Lc., M.A menyampaikan bahwa, “Haji ini merupakan ibadah yang diperintahkan bagi yang mampu, sebagaimana firman Allah tentang keutamaan Ka’bah di Mekkah sebagai rumah ibadah pertama yang dibangun untuk manusia
Barangsiapa yang memasukinya akan merasa keamanan, dan barangsiapa yang mengingkari kewajiban haji padahal mampu, Allah tidak mencabut kekayaannya, tetapi Allah cabut kenikmatan dalam harta tersebut.”
Ust Masrul Aidi menekankan bahwa “untuk haji yang sah, fokuslah pada rukun dan syaratnya. Namun, jika ingin haji bernilai makruh, maka abaikanlah ketentuan tersebut”.