nasionaljurnalis.com-kolaka,
Kepala Dinas PU dan Tataruang Kabupaten Kolaka Arifin Jamal, kerap mendapat sorotan dan tuntutan harus turun dari jabatan Kadis PU.
Namun hal itu tidak membuat dirinya Ketar-ketir.
Saat dijumpai di Ruang Kerjanya, Arifin Jamal mengatakan kalau memang layak untuk digantikan maka beliau selalu siap untuk tinggalkan jabatan Kepala Dinas, dan tidak akan bertahan. Arifin Jamal tidak pernah meminta akan menjadi Kepala Dinas selamanya, “saya tidak minta jabatan ini bahkan kalau memang layak diganti, ganti saja”katanya 06/05/24.
Salah satu sample Selama lima tahun menjabat sebagai Kepala Dinas PU, Arifin Jamal sudah berhasil mencapai Progres 60% pengaspalan Di Kabupaten Kolaka dari Total Target 900Km Jalan di Kabupaten Kolaka, “salah satu pencapaian PU yakni pengaspalan yang sudah terlaksana mencapai 60% dari 900Km target jalan di Kolaka”lanjut kadis.
ketua LSM-WRI Amir Kaharuddin yang sempat hadir di ruang Kerja Kadis PU, turut berkomentar, menurutnya jika menuntut seseorang untuk turun dari jabatan tentu harus memenuhi syarat, dan terkait masah PU itu menyangkut Pembangunan, dan pasti berbicara Kontraktor atau perusahaan yang bergerak di bidang Kontruksi. Dari teropong LSM-WRI, bicara soal Pemberdayaan Pengusaha Lokal menurutnya sudah adil, hanya memang sebagai Manusia biasa Kadis PU belum tentu bisa memuaskan semua Pihak, akan tetapi berdasarkan pantauan LSM-WRI keterlibatan Kontraktor Lokal selama ini 70% sendang sisanya dari Luar, “kalau pemberdayaan Kontraktor Lokal itu sudah adil 70% kok”ujar Amir.
Amir menambahkan Arifin Jamal tdk Pernah sekali pun memberikan Project kepada Keluarganya, meski pun sudah dimintai, hal itu menunjukkan bahwa Kadis PU menghindari hal-hal yang menjerumuskan dirinya, “buktinya selama lima tahun menjabat Belum Pernah saya dapatkan Keluarga beliau dapat Proyek dari PU Kolaka” ujar Amir
Harapan Dinas PU dan Tata ruang Kolaka semua dapat dinetralisir terkait tuntutan dan harapan terkait Infrastruktur, akan tetapi berbicara soal PU itu semua tentang Anggaran, dengan keterbatasan dana, sehingga tidak dapat diakomodir semuanya.
Apriyanto