Jakarta, Minggu 15 September 2024,Hiruk Fufu-fafa. Perlu effort menemukannya. Berhari-hari di depan laptop. Nge-drill semua web masa lalu. Orkestrasi Becang-Becok. Ada yang maintain. Sengaja. Bertahan berhari-hari. Intrik politik. Harris Rusly Moti duga motifnya pecah Prabowo & Gibran. Target akhir: menjatuhkan Pemerintahan Baru.
Kabar baiknya Prabowo-Gibran solid. Don Dasco menyatakan issue “fufu-fafa” bahkan ngga perna dibahas. Artinya ga jadi perhatian. Pa Prabowo ngga terlalu pusink soal beginian.
Fufu-fafa is Black-op & Psy-op. Jelas. Crystal clear. Langsung bawah kendali Political Action Group. Cabang Unit Special Activities Division (SAD) yang dilatih di Camp Peary. Motto-nya “Tertia Optio” atau “Third Option”. Indeed, It is a CIA’s covert political action.
Fufu-fafa bisa digunakan sebagai libelous innuendo keterlibatan CIA’s SAD Unit.
Taktik abadi Spot on. Sabotase day-to-day business. Timeless. Deny all knowledge. Plausible deniability.
Expresi “plausibly deniable” diperkenalkan oleh CIA director Allen Dulles yang mengembangkan hipotesis Charles Babbage soal pentingnya “a few simply honest men”.
“Beberapa orang simple” ini akan di-remove kapan aja saat “peculiarly delicate question arises”. Dijadikan tumbal. Target kemarahan massa.
Di Indonesian’s project, nasib “a few simply honest men” lebi mengenaskan. Mereka ga sadar dijadikan agent gratisan. CIA’s SAD Unit cuma perlu bikin issue. Drill komen lama kaskus. Lempar. N boom…!!
Begitu Agent Hamid Awaluddin ketauan, dia langsung di-non-job-kan. Yang masi asyik onani adalah Mahfud, Refly Harun, Harsubeno, Saiful Huda Ems, dan teman-temannya. Di teras bawah ada banyak buzzer & influencer yang modalnya cuma hatred.
Di mimpi jahat, mereka ingin nodong Pemerintahan Prabowo-Gibran. Supaya mereka dipake. Dapet remah kue kekuasaan. Buzzer & influencers cuma dapet rasa puas karena sudah exist.
THE END
by Zeng Wei Jian