SOAL PERSATUAN

Jakarta,Medianasionaljurnalis.com– Serangan deras kepada Jokowi & his family. Kaum low batt 16% dan Anak Abah nyerang simultan. Gass poll. Sadiz. Ngeri. Ga mutu. Full of irrational hatred. Roti 400K, Gulfstream G650, Fufufafa. Shame on you haters. President Jokowi is The Hand of Providence.

Aktivis Saiful Huda Ems, seorang “penyendiri”, tapi extrovert. Suka nulis yang kaga-kaga. Ketua “Harimau Ganjar”. Perkumpulan non member. Hanya dia seorang diri sebagai “Elder”.

Dia menyatakan “bodo amat Prabowo-Gibran akur atau tidak”. Dia tuduh ada penguasa yang “ngencingin” perjuangan founding fathers, generasi 66, dan Aktifis 98.

Public mesti curiga kepada Aktifis macam Syaiful, si Raja Nangis Hasto, Roki “dungu” Gerung, Roy “Panci” Suryo, Geish “tuyul ancol” cholifah, Thomas Lembong si Antek Amerika, dan Anak Abah. Waspada. Ati-ati.

Pesan unspoken priciples para founding fathers dan Patriot adalah “Unity and Civic Charity”.

Gimana bisa Paman Syaiful berkata “Masa bodo” akur-tidaknya Prabowo-Gibran. Unity adalah pondasì stabilitas kemakmuran rakyat. Bicara tentang “Kesejahteraan” tapi ignoring “Persatuan”. Munafik. Sesat. Gelap hati.

Haters Jokowi bangun “walls of segregation”. Mereka Sekumpulan tirani. Bandit teori. Mestinya bridges of understanding for liberty yang dibangun. Bukan political-tribalism. Seperti kata Abraham Lincoln; “We are not enemies, but friends.”

Indonesia ngga kenal oposisi. Hanya Antek Barat yang puja oposisi. Thomas Jefferson menyatakan, “unite with one heart and one mind [and] restore to social harmony, affection, and liberty”. Dia menyebutnya dengan istilah “social love.” Sedangkan George Washington called it the “spirit of amity.”

Para Haters Jokowi dan Begundal Oposisi ngga menghargai “separation of powers”. Mala pro MK caplok otoritas DPR membuat regulasi. Sesat. Dangkal. Gelap. Tamak.

We must dust off our constitutional instincts and forge new habits of unity and civic charity in Indonesia.

Orkestrasi politik kolaborasi & working together meraih freedom adalah sebuah daya yang kuat dan indah. This is the greatness of a republic. We are one; we love one another.

Negara Bangsa ga berdiri di atas kebencian & segregasi oposisi.

“Darkness cannot drive out darkness; only light can do that. Hate cannot drive out hate; only love can do that,” kata Reverend Martin Luther King Jr.

Semoga para elite & aktivis masi punya “humility and wisdom” sehingga bisa mengerti kekuatan “unity and civic charity”.

by Zeng Wei Jia

Medianasionaljurnalis.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *