Bandung,medianasionaljurnalis.Com–Pada hari, tanggal untuk perkenalan, seorang wanita yang sudah merasa cukup tertipu,oleh seorang laki-laki dari perkenalan dunia Maya Facebook lanjut ke wathshaap, seiring pesatnya kemajuan teknologi berbanding lurus dengan berkembangnya varian kejahatan, termasuk aksi penipuan.
Penipuan asmara terbilang kejahatan, dengan modus yang rumit karena merupakan kombinasi predasi seksual, penipuan dan trik, berlanjut ke kejahatan keuangan. Waspada dan gunakan logika menjadi kiat menjaga diri dari iming-iming cinta penuh tipu daya itu.
Romance fraud atau penipuan asmara merupakan salah satu jenis penipuan yang banyak terjadi di media internet, apakah itu aplikasi kencan daring atau media sosial seperti dunia Facebook dan wathshaap.
Pada realitanya terjadi juga di tengah masyarakat, seperti kisah Tiyas, warga Cilacap, yang ternyata Setelah mempunyai Perkenalan seorang Laki-laki yang menjadikan Hubungan Jarak jauh atau LDR
Lalu usahanya Tiyas ini dengan Asmara LDR ini Sudah Banyak Pengiriman Uang Transfer Ke Seorang Laki-laki yang di anggap pacarnya,Kasus Tiyas hanyalah dia yang melaporkan ke awak media dari sekian banyak kasus serupa di luaran sana.
Sementara di dunia virtual, pelaku penipuan asmara umumnya pria yang punya masalah keuangan, dan bisa pula karena nafsu keserakahan untuk mengeruk harta korban, sedangkan sasaran korban adalah para perempuan yang dipandang mapan, lajang, dan bahkan Janda muda yang punya anak atau singel Peren,tengah mencari jodoh atau mereka penyandang kesepian
Atau sebaliknya begitu juga para perempuan,suka merencanakan kemodusannya mereka dengan cara memikat para hati laki-laki,di ajak kencan dan setelah itu minta uang Transfer Ke No rekening bank yang sudah mereka siapkan.
Mengenai kejahatan di dunia maya, psikolog klinis asal AS Steven C. Hayes (2010) mengklasifikasikan dalam empat bagian, yaitu pencurian identitas, tindakan pelecehan seksual, penipuan dan trik, serta eksploitasi keuangan.
Dan penipuan asmara memborong tiga bagian kejahatan, yaitu tindakan pelecehan seksual, penipuan dan trik, serta eksploitasi keuangan. Itulah mengapa modus kejahatan ini tergolong rumit dan memakan proses lumayan panjang
Umumnya pelaku memajang foto profil menawan demi menarik perhatian, juga dilengkapi data pribadi yang terkesan wah, padahal semuanya palsu. Ia pun mulai mengajak berkenalan, lalu pura-pura tertarik dan mengungkapkan perasaan cinta dalam jangka waktu yang tak lama. Semua dikesankan sangat natural, meski bila dinalar secara akal akan terasa janggal.
Tetapi karena yang dipilih adalah calon korban “potensial”, Seperti Tiyas dianggap kesepian atau dalam pencarian jodoh, sehingga Adrian (Agung)segala tipu daya itu dengan mudah dipercaya. Begitu korban tak banyak menaruh curiga, pelaku terus melaju dengan aksi petualangan asmara yang lebih mendalam, termasuk eksploitasi.
Ketika korban dirasa telah jatuh cinta, jurus selanjutnya adalah mulai meminta dana dengan berbagai alasan yang diskenariokan seolah nyata dan mengundang iba,Se Semisal, pelaku mengaku terkena musibah, Sakit adiknya,Rusak handphone atau alasan kedaruratan lainnya
Jumlah uang yang diminta pun bertahap, dari nominal tak seberapa, hingga perlahan terus meningkat, agar korban tak menyadari sedang Seperti halnya seorang wanita yang melaporkan ke awak media yaitu Ibu Tiyas, karena merasa di tipu oleh seorang laki-laki yang bernama,Agung atau Adrian yang katanya alamat tempat tinggalnya dari Medan.
Tidak terlalu sulit untuk mengenali penipu karena sesuatu yang palsu itu akan menampakkan keganjilannya. Hanya bermodal insting dan logika, modus tipu-tipu sesungguhnya akan mudah dideteksi.
Akan tetapi manakala rasa telah terlibat di dalamnya, acapkali melumpuhkan logika. Tak heran bila orang yang sedang jatuh cinta dapat melakukan hal-hal bodoh.
Kelemahan itulah yang kemudian dimanfaatkan oleh penipu asmara,seperti Adrian atau Agung kepada Tiyas yang beranak satu dari Cilacap Jawa Tengah,Membuat korban jatuh cinta padanya terlebih dulu, lalu menguras uangnya,
Cinta kilat. Cinta adalah urusan hati yang memerlukan proses dan tahapan untuk tumbuh secara alami. Perasaan itu akan tumbuh setelah dua orang saling bertemu, mengenal dengan baik satu sama lain, dan muncul ketertarikan.
Pamer berlebihan,demi menarik perhatian calon korban, penipu akan membangun cerita tentang profil dirinya secara berlebihan, seperti berpendidikan tinggi, sering bepergian ke luar negeri, memiliki bisnis besar, dan lain sebagainya. Dia membanggakan diri tanpa bukti yang mendukung
Menolak panggilan video. Karena penipu menggunakan identitas palsu, tentu dia tidak bersedia menerima panggilan video. Ia juga menolak ketika dimintai foto terkini, apalagi diajak bertemu langsung, pasti akan menghindar dengan berbagai alasan.
Meminjam uang. Inti modus Dia berpura-pura meminjam uang dengan dalih sedang ada urusan mendesak. Namun pelaku meminta korban tidak bercerita kepada siapapun dan melakukan transfer secara diam-diam
Seperti halnya di dunia nyata, bahkan lebih berbahaya karena tidak terlihat langsung, namun bisa mencuri identitas dan menghabiskan isi rekening ,Adrian yang yang menjadi pelaku penipuan terhadap Tiyas ,Tiyas ini curiga karena tidak ada lagi komunikasi ,dengan berbagai alesan Begitu di tanya kepada teman -temannya.
Riset data pribadi mereka. Cari tahu kebenaran data yang mereka berikan, seperti identitas diri dan profil pribadi. Jika terkesan berlebihan dan fantastis, anda perlu curiga, telisik juga kolom komentar media sosial Facebook dan wathshaap
Maka dia akan kelabakan dan kesulitan untuk mempertahankan konsistensi kepalsuannya. Jika anda menangkap sinyal kebohongan itu, langsung naikkan tingkat kewaspadaan.
Agar terhindar dari kejahatan cinta, jangan mudah terpikat pada sembarang orang, apalagi cuma kenal secara virtual. Jadilah pribadi pemilih yang hanya memberi hati kepada sosok terpilih. Dan tetaplah cerdas walau sedang jatuh cinta…!!!
Medianasionaljurnalis.Com
Ujang Hudan Supardan