Fasilitas Tidak Memadai, Siswa Sedikit Dampak Zonasi, Mahasiswa KKN Desak Pemerintah Bertindak

Benar Meriah Nasionaljurnalis.com

Mahasiswa Universitas Syiah Kuala (USK) yang tengah menjalani program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Literasi di Desa Kampung Baru 76, Kecamatan Timang gajah, Kabupaten Bener Meriah, 23 Juli 2025 menyoroti dua persoalan serius yang menjadi keluhan serius yang tidak ada perubahan tiap tahunnya.

fasilitas sekolah yang tidak memadai dan sedikitnya siswa yang daftar akibat Zonasi berdampak pada jumlah dana bos yang diterima, membuat dampaknya semakin parah sebagai lembaga pendidikan dasar jika tidak diperhatikan.

Selama 6 hari mengajar di SDN kampung baru,kec. Timang gajah mahasiswa melihat secara langsung bagaimana kondisi fasilitas dan jumlah murid di SDN kampung baru, hal ini mengganggu proses belajar mengajar , seperti terganggu nya belajar kelas 1 dan 2 lantaran 1 kelas yang dibagi, perpustakaan yang tidak layak, dan MCK yang jauh dari kata baik.

Persoalan ini dirasakan oleh murid dan dewan guru.

“Kami sedang tidak membahas masalah sepele,ini masalah serius ini tentang pendidikan bahkan pendidikan dasar inilah yang seharusnya yang dilihat paling utama karena dari SD anak anak bisa tau serunya belajar, Tau nikmatnya pendidikan, kalau dari SD aja g dilirik pemerintah, wajar saja anak anak sekarang malas belajar, sekolahnya aja bikin anak g betah” Ujan Yuki Arief Wijaya, anggota tim KKN literasi usk Kampung Baru 76, sekaligus mahasiswa ilmu politik Universitas Syiah Kuala.

Sebagian masalah yang di temukan adalah, kondisi lokal atau kelas 1 dan 2 disekat dalam satu ruangan, kondisi perpustakaan yang dibuat di sela sela bangunan, dan kondisi kamar mandi yang sangat memperihatinkan bahkan terkadang siswa harus meninba air di luar sekolah karena masalah pengairan.

 

“dampaknya lebih parah, karena fasilitas yang g mumpuni anak anak g mau masuk ke sekolah ini, bahkan anak anak kampung baru 76 sendiri juga enggan masuk, alhasil dana bos juga sedikit karena dana bos kan dihitung per kepala murid, jadi kalo murid kami sedikit dananya pun juga sedikit, ya susah juga berekspektasi lebih” jelas, kepala sekolah SDN Kampung Baru.

Jumlah murid kelas 1 berjumlah 10 , kelas 2 berjumlah 12, kelas 3 berjumlah 4, kelas 4 sekitar 9, kelas 5 berjumlah 9 dan kelas 6 berjumlah 9 , jika ditotalkan hanya berjumlah 53 murid di SDN kampung baru.

Kondisi kekurangan murid ini membuat semangat belajar siswa menurun dan semngat mengajar guru juga menurun, belum lagi jalan menuju SD juga termasuk kedalam dengan kondisi jalan yang rusak.

Kini para guru hanya membawa sebuah harapan kepada pemerintah bahwa SDN kampung baru perlu diperhatikan lagi “ jadi kami cuman bisa berharap untuk pemerintah Bener Meriah untuk melirik sekolah kami, kami disini kekurangan siswa efek zonasi dan fasilitas kami kurang mumpuni

Kepada pemerintah kami berharap untuk lebih diperhatikan lagi sekolah kami” harapan Kepala sekolah SDN Kampung Baru.

Berdasarkan temuan di lapangan, mahasiswa KKN literasi USK kampung baru 76 mendesak pemerintah kabupaten Bener Meriah dan Provinsi Aceh untuk segera mengambil langkah Nyata dan bijak untuk menyikapi masalah persoalan tersebut.

“Kami memang hanya tinggal sementara di Desa ini, tapi sekolah, anak anak adalah masa depan kita yang akan kita lihat di masa depan, kami berharap pemerintah Kabupaten Bener Meriah segera melihat sekolah ini, karena dari sekolah lah kita bisa mengenal dunia” tegasnya Yuki Arief Wijaya.

“senyuman indah dari anak anak membuat dunia lebih cerah,dan kemurungan wajah mereka membuat jendela dunia itu tak terbuka “ tutup Hanafi selaku ketua KKN literasi USK kampung baru 76. Pada  Nasionaljurnalis.com, mengungkapkan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *