Bener Meriah Nasionaljurnalis.com
Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Kabupaten Bener Meriah menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung DPRK Bener Meriah pada [ Rabu 23 Juli 2025]. Dalam aksi tersebut, Koordinator Lapangan (Korlap), Toga, menyampaikan tuntutan agar Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Muyang Kute segera dicopot dari jabatannya.
Menurut Toga, aksi ini merupakan bentuk kekecewaan mahasiswa terhadap kepemimpinan direktur RSUD Muyang Kute yang dinilai gagal dalam memberikan pelayanan kesehatan yang maksimal kepada masyarakat.
Ia juga menyoroti berbagai persoalan internal rumah sakit yang dianggap tidak transparan dan tidak profesional.
“Kami mendesak pihak DPRK dan Pemerintah Daerah Bener Meriah untuk segera mengevaluasi dan mencopot direktur RSUD Muyang Kute.
Ini demi perbaikan layanan kesehatan dan keberpihakan pada masyarakat,” tegas Toga dalam orasinya.
Aksi berjalan damai dengan pengawalan dari aparat keamanan, dan perwakilan DPRK sempat menerima audiensi dari massa aksi untuk mendengarkan langsung tuntutan yang disampaikan.
Dalam aksi demonstrasi yang dilakukan oleh Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) di gedung kantor DPRK Kabupaten Bener Meriah, pihak TNI dan Polri turut dikerahkan untuk melakukan pengamanan.
Keberadaan mereka dimaksudkan untuk menjaga ketertiban dan mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan selama berlangsungnya aksi.
Meskipun aksi sempat memanas dan terjadi ketegangan antara massa demonstran dan pihak berwenang, situasi dapat terkendali berkat kehadiran aparat keamanan.
Anggota TNI dan Polri bekerja sama untuk memastikan bahwa demonstrasi tetap berlangsung dengan damai, sambil tetap mengawasi jalannya protes agar tidak mengganggu aktivitas di sekitar kantor DPRK.
Kehadiran TNI dan Polri menunjukkan upaya untuk menghormati hak konstitusi masyarakat untuk menyampaikan pendapat, sekaligus menjaga keamanan dan ketertiban di lingkungan sekitar.
Pada akhirnya, aksi demonstrasi dapat berlanjut hingga ketua Komisi D menandatangani surat rekomendasi yang dituntut oleh mahasiswa, menandakan bahwa ada langkah progresif yang diambil untuk menangani masalah yang diangkat.
Dalam wawancara dengan media Nasionaljurnalis.com,Toga, sebagai koordinator lapangan aksi, menjelaskan bahwa demonstrasi tersebut tidak ditunggangi oleh pihak manapun.
Ia menegaskan bahwa kegiatan ini adalah murni inisiatif dari perwakilan masyarakat yang peduli terhadap kondisi pelayanan kesehatan di RSUD Muyang Kute.
” kami ingin menegaskan bahwa aksi ini adalah suara masyarakat yang merasa dirugikan.
Kami tidak memiliki kepentingan politik apapun dan murni berjuang untuk hak-hak masyarakat,” ungkapnya.
Toga menambahkan bahwa mereka berharap tuntutan ini dapat didengar dan ditindaklanjuti oleh pihak-pihak terkait, demi meningkatkan kualitas pelayanan di rumah sakit tersebut.
Alasan utama tuntutan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) terhadap pencopotan Direktur RSUD Muyang Kute adalah adanya permasalahan serius dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit tersebut yang telah berlangsung selama enam tahun kepemimpinan direktur.
Para mahasiswa merasa bahwa kurangnya pelayanan yang memadai telah merugikan masyarakat, dan mereka menuntut perbaikan kondisi tersebut.
Tuntutan ini mencerminkan keprihatinan mahasiswa terhadap kondisi pelayanan kesehatan yang dianggap tidak optimal, serta harapan mereka agar pihak yang berwenang segera mengambil tindakan untuk memastikan bahwa masyarakat mendapatkan hak pelayanan yang baik dan layak.
Dengan kata lain, tuntutan GMNI berfokus pada peningkatan kualitas pelayanan kesehatan dan akuntabilitas dalam manajemen rumah sakit.