Serang, Nasionaljurnalis.com
Miris nasip masyarakat Indonesia khususnya masyarakat golongan kebawah yang ekonominya natoben di bawah yang harus selalu dapat Diskriminasi serta intemidasi terhadap Pendidikan mereka seperti yang terjadi di Kampus Universitas Bhakti Kencana Serang Provinsi Banten. Salah satu Mahasiswi Kebidanan terancam tidak masuk Ujian Praktek akibat kurangnya biaya Administrasi, Senin (04/08/2025).
Menurut keterangan NS Mahasiswi Universitas Bhakti Kencana Serang, dirinya ditolak oleh Dosen dikarenakan adanya tunggakan biaya SPP yang belum lunas sekitar 2,7 jutaan.sementara NS saat itu telah membawa uang rp.500.000,00 ( Lima ratus ribu rupiah ) untuk melaporkan kekurangan akan di lunasi oleh wali murid yang saat itu sedang bekerja sebagai sopir. Namun Uang Lima ratus ribu rupiah tetap di terima akan tetapi( NS )Tetap tidak di berikan peluang untuk mengikuti test ujian.
Beginilah Nasip warga negara Indonesia, dan para pemimpin harus tahu, Sementara kebijakan presiden Prabowo Subianto masyarakat Indonesia harus pintar lantas bagaimana dengan masyarakat bawah jika belajar saja harus di diskriminasi dan mendapatkan intemidasi, jika moral pendidikan seperti ini apakah akan menciptakan Indonesia super power pintar kedepannya..??
“Kata Dosen saya tidak bisa ikut ujian, kalau mau ikut ujian harus melunasi SPP, padahal orangtua saya selalu bayar meskipun beberapa kali telat bayar,”kata NS dengan nada bingung.
Menyikapi hal ini, tim Media menelusuri adanya informasi tersebut kepada MG Orang Tua NS. Dalam penyampaian MG saat dikonfirmasi melalui Via Telp, bahwa dirinya tengah mencari biaya agar anaknya tetap kuliah dan ikut serta pembelajaran yang ada di kampus.
“Saya akan mengusahakan segala urusan anak saya, tapi saya mohon agar tidak melibatkan anak terkait pembiayaannya, karena semua administrasi adalah tanggung jawab saya sebagai orang tua,”kata MG penuh harap.
Redaksi media telah mencoba untuk melakukan kalkulasi kepada Dosen Universitas Bakthi Kencana Maghfiroh
“Waalaikumsalam, sy tidak ada kewenangan menjawab apapun, kampus dan org tua ybs juga ada agenda pertemuan) Magfiroh Dosen Universitas Bhakti Kencana membenarkan bahwa pihaknya tidak bisa mengambil kebijakan penuh atas keterlambatan biaya SPP.
“Mohon maaf pak, kalau NS mau ikut ujian harus dilengkapi administrasinya karena ini sudah akhir Semester. Kita tidak bisa kasih kebijakan karena selama ini NS selalu Nunggak,”Ujarnya saat dikonfirmasi via Telp.
Perlu diketahui bahwa MG ialah pekerja buruh Driver/supir di salah satu Perusahaan, yang belum lama ini masuk bekerja. MG menceritakan bahwa hasil yang ia peroleh hanya cukup untuk menafkahi 3 anak dan keluarga kecilnya, ditambah lagi salah satu anaknya yaitu NS yang saat ini sedang menjalani pendidikan di Universitas Bhakti Kencana Serang. Hal ini tentunya harus menjadi bahan pertimbangan bagi Pemerintah Kota Serang Provinsi Banten.
“Saya sangat berharap pihak kampus bisa melancarkan kegiatan pendidikan anak saya, untuk urusan biaya pasti akan saya selesaikan meskipun harus mencicil. Dan harapan saya semoga Pemerintah dapat membantu keadaan saya sebagai warga Negara ini,”harap MG.
Kemudian mengacu pada Hak Pendidikan, yaitu : Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan Sekolah/kampus tidak boleh menghalangi siswa/mahasiswa untuk mengikuti ujian karena alasan finansial.
Berdasarkan PP Nomor 48 Tahun 2008 Pasal 52, Larangan ujian karena tunggakan SPP melanggar PP tersebut yang menyatakan bahwa pungutan pendidikan tidak boleh dikaitkan dengan persyaratan akademik, penilaian hasil belajar, atau kelulusan.
Selain itu, Tunggakan biaya adalah masalah antara orang tua/wali dengan pihak sekolah/kampus. “Seharusnya pihak sekolah/kampus mencari solusi dengan orang tua/wali, bukan menghalangi siswa/mahasiswa untuk mengikuti ujian.
Selanjutnya, Tim Awak media masih mencoba untuk menghubungi Pemerintah Kota serang, Dinas Kementerian Pendidikan provinsi Banten khususnya untuk dikonfirmasi praduga ini bukan yang pertama kali terjadi dan di alami oleh anak-anak harapan bangsa yang memiliki potensi untuk mengembangkan kemampuan mereka.
Pewarta : Iswandi
(Tim/Red)