Jakarta.Nasionaljurnalis.com
21 Oktober 202 Tingkat anak putus sekolah di berbagai daerah di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini, menurut Prof. Dr. KH Sutan Nasomal, SH, MH, seorang pakar hukum internasional dan ekonom, disebabkan oleh kondisi perekonomian nasional yang semakin lesu dan tidak stabil.
“Ekonomi kita saat ini seperti masuk angin. Banyak perusahaan gulung tikar, lapangan kerja terbatas, pengangguran meningkat. Akibatnya, anak-anak banyak yang berhenti sekolah untuk membantu orang tuanya berdagang atau bekerja serabutan,” ujar Prof. Sutan saat diwawancarai sejumlah pimpinan redaksi media cetak dan online di Markas Partai Oposisi Merdeka, Jakarta.
Ia menegaskan bahwa Presiden RI perlu segera memerintahkan jajaran kementerian terkait untuk mengatasi masalah anak putus sekolah yang semakin meluas akibat dampak lesunya ekonomi nasional. Menurutnya, perlu dilakukan evaluasi besar terhadap kinerja kepala daerah, apakah benar-benar mampu menjalankan tugas yang menyentuh kepentingan masyarakat bawah.
“Masalah anak putus sekolah ini menjadi keprihatinan besar karena banyak aduan masyarakat yang kami terima. Banyak orang tua kesulitan mencari penghasilan, bahkan sebagian memiliki utang hingga 40 persen dari jumlah rumah tangga di Indonesia,” jelasnya.
Dampak ekonomi yang lesu juga berimbas pada meningkatnya perceraian akibat beban hidup yang berat. “Banyak keluarga kandas karena tidak mampu menanggung beban ekonomi. Hak anak untuk mendapatkan pendidikan pun tersingkirkan,” tambah Prof. Sutan.
Ia menilai fenomena naiknya biaya hidup dan sulitnya mencari pekerjaan mencerminkan gagalnya sebagian kepala daerah dalam memperhatikan kondisi rakyatnya. “Kegagalan pemerintahan sepuluh tahun lalu juga turut menggerus tatanan usaha kecil masyarakat,” ujarnya.
Lebih lanjut, Prof. Sutan menggambarkan kondisi anak-anak putus sekolah yang terpaksa mencari uang di jalanan demi bisa makan. “Mereka berjuang untuk sepiring nasi dengan tempe dan kerupuk, bahkan mencari uang receh untuk dibawa pulang membantu adiknya,” tuturnya dengan nada prihatin.
Ia menegaskan agar para kepala daerah tidak hanya sibuk dengan pidato seremonial, tetapi benar-benar bekerja untuk rakyat. “Jangan jadikan anak-anak putus sekolah sebagai proyek kepentingan. Para pejabat di negeri ini dibayar dari keringat dan darah rakyat,” tegasnya.
Menurut Prof. Sutan, peran Presiden RI dalam mendorong kebangkitan ekonomi masyarakat luas menjadi kunci penting agar rakyat kembali memiliki harapan. “Masih ada harapan jika pemimpin di bawah kendali Presiden benar-benar bekerja untuk rakyat,” katanya.
Di akhir pernyataannya, Prof. Sutan menegaskan, “Bila jutaan anak putus sekolah karena kepala daerah tidak mampu bekerja dengan baik, untuk apa mereka dipertahankan?”
Narasumber:
Prof. Dr. KH Sutan Nasomal, SH, MH
Pakar Hukum Internasional dan Ekonom
( Media Nasional Jurnalis.Com.)