Bener Meriah Nasionaljurnalis.com
Di Tanah Minang tersimpan sebuah pusaka berharga — meja marmer putih es giok peninggalan masa VOC Belanda, produk Italia 01. Benda antik ini bukan sekadar perabot rumah tangga, tetapi saksi sejarah sekaligus warisan leluhur yang telah bertahan hampir dua abad lamanya.
Warisan Indatu
Meja giok marmer putih ini merupakan peninggalan Indatu (leluhur) keluarga yang diwariskan secara turun-temurun hingga kini berada di tangan generasi kelima di Tanoh Gayo, Kabupaten Bener Meriah.
Terbuat dari marmer putih berkualitas tinggi, meja tersebut masih utuh dengan kilau alami yang menawan. Ukurannya lebar 59 cm, panjang 79 cm berbentuk lonjong membulat, dengan ketebalan 2 cm berat 21 kg.

Bentuk sederhana namun elegan ini menambah kesan klasik sekaligus memperlihatkan kualitas pengerjaan khas Italia.
Usianya diperkirakan mencapai lebih dari 200 tahun, sejak sekitar tahun 1821, ketika Jakarta masih bernama Batavia. Kala itu, Belanda mendatangkan berbagai material mewah dari Eropa, termasuk marmer es giok putih, yang kemudian diolah menjadi perabot bergaya klasik nan berkelas tinggi.
Kisah Unik yang Melekat
Bagi keluarga pewaris, meja giok ini menyimpan banyak kisah istimewa. Pada era 1990-an, seorang kolektor keturunan Tionghoa dari Medan pernah menawar dengan harga tinggi, namun keluarga menolak dengan tegas.
“Bagi kami, meja ini bukan barang dagangan. Ia pusaka Indatu yang tidak bisa dinilai dengan uang,” tutur keluarga.
Kejadian lain yang menambah keistimewaan benda ini terjadi saat rumah pemilik dilanda kebakaran hebat. Api melalap hampir seluruh bangunan, namun meja giok tersebut tetap berdiri kokoh tanpa sedikit pun tersentuh jilatan api.
Peristiwa itu membuat masyarakat sekitar kian yakin akan keunikan sekaligus keistimewaannya.
Simbol Identitas dan Kebanggaan
Menurut H. Ibrahim (65), salah satu keturunan kelima pewaris meja, pusaka tersebut bukan hanya bernilai sejarah, tetapi juga simbol kebanggaan keluarga.
“Meja ini sudah melewati banyak masa, dari zaman Indatu hingga sekarang. Pernah ditawar mahal, pernah pula selamat dari kebakaran. Tapi kami tetap menjaganya, karena ini bagian dari marwah keluarga dan warisan leluhur,” ujarnya.
Menjaga Pusaka, Merawat Sejarah
Kini, meja giok marmer putih itu masih berdiri anggun di kediaman keluarga pewaris di Tanoh Gayo. Lebih dari sekadar benda antik, ia adalah cermin sejarah yang diwariskan lintas generasi.
Kisah keajaiban dan keteguhan dalam merawatnya menjadikan meja ini bukan hanya pusaka keluarga, tetapi juga bagian dari kekayaan budaya yang patut dihargai.













